Pengakuan Seorang Preman Dunia
John Perkins menulis kisah petualangan pribadianya
sejaka tahun 1982 terkait dengan peran aktifnya
sebagai salah seorang “tukang pukul ekonomi “ ( Economic hit Man ). Dia
secara terselubung direkrut oleh National Security Agensy, AS. Tim kerja mereka
mendapatkan dukungan dana dari perusahaan konsultan internasional yaitu Chas T.
Main, Inc. Perusahaan ini menjadi konsultan eksklusif yang memberikan
pertimbangan tehadap Bank Dunia tentang apakah suatu negara berkembang di Amerika
Latin, Afrika, dan Asia, layak di bantu dengan suntikan dana hingga milyaran
dollar atau sebaliknya tidak perlu di beri bantuan.
Perkins di posisikan untuk mengemban tugas analisis
pragmatis sebagai seorang “konsultan ahli” yang memberikan analisis dan
predikasi secara ekonometrik dan proses perencanaan pembangunan di suatu negara
berkembang dengan melibatkan pemerintah, perbankan juga korporasi
international. Untuk memuluskan tugas- tugas terselubungnya dalam dekade 1960an
dan 1970an, Perkins di wajibkan memperdalam pengetahuan ekonomi statistiknya
(ekonometrik) yang kelak dapat menyakinkan para perencana pembanguan di negara
yang di tuju.
Sebelum menjalankan tugasnya, Prkins harus melalui
tahap proses “cuci otak” secara idiologis/ apalagi misinya yang tampak ke
permukaan adalah untuk menyelamatkan negara- negara berkembang yang baru
merdeka dari cengkraman “paham idiologi kiri” (komunis). Namun tugas yang
paling terselubung dan mendasar dari Parkins adalah mendorong pemimpin dunia
agar masuk dalam sistem jaringan ekonomi global yang menuntungkan AS.
Efek Domino yang di harapkannya adalah para pemimpin
dunia ini tana sadar akan “tejerat utang luar negeri” dalam jumlah yang besar
sebagai kreditur setia pada lembaga – lembaga keuangan internasional. Kecenderungan
ini akan menciptakan loyalitas yang tinggi untuk dimanfaatkan demi kepntingan
negara debitur, terutama AS. Pada sisi lain bagi para pemimpin negara
berkembang dapat memperkuat pengaruh kekuasaan politik mereka melaui
eksploitasi tambang dan hutan, membangun pembangkit tenaga listrik, memperluas
kawasan industri, hingga pengembangan ekonomi tinggi ( high technology).
Parkins mengembang beberapa tugas terselubung.
Pertama, melakukan kalkulasi rasional untung – rugi dan prediksi terhadap
besarnya investasi yang berjumlah melliaran dollar AS di suatu negara
berkembang. Tawaran perencanaan pembangunan harus memenuhi prasyarat “kajian
kelayakan” yang mendukung prediksi pertumbuhan ekonomi tinggi dalam rentang
waktu 20-25 tahun. Kedua, memberikan pembenaran kemmapuan prediksi pada
perusahaan konsultanya bahwa dari sejumlah pinjamannya dana internasional yang
berjumlah besar itu pada pemerintah
negara- negara berkembang, dalam proses jangka panjang tetap kembali pada
perusahaan – perusahaan multinasional AS melalui melakanisme kontrak kerja
dalam penangan berbagai megaproyek dan konstruksi raksasa. Dengan demikian
semakin besar jumlah pinjaman yang di butuhkan semakin baik pula hasilnya.
Ketiga, dengan peran gandanya sebagai seorang ilmuan
ekonomi keliber dunia dan “tukang pukul ekonomi”, Parkins secara intens perlu
melakukan observasi di suatu negara berkembang. Dia harus melakuakan
perjalanan singkat ke negara – negara yang memiliki
kelimpahan potensi sumber daya alam terutama bagi negara penghasil minyak
seperti Ekuador, Indonesia, Arab Saudi dan Iran.
John Perkins lantas menuliskan kisah petualangan
dirinya itu dalam buku The Confession of An Economic Hit Man. Dia membuka semua
hal tentang tugasnya untuk mengawal dan mnsukseskan persengkokolan besar di
kancah politik ekonomi dunia yang melibatkan korporasi internasional, Bank
Dunia dan IMF, dengan para pemimpin pemerintahan negara berkembang.
Awalnya Parkins di cegah oleh kolega – koleganya
agar tidak menulis tentang hal yang sangat sensitif ini. Tetapi terdorong oleh
“kesadaran moral kemanusiaan” yang merasa bertanggungjawab terhadap proses
kemiskinan berjuta- juta umat manusia, perusakan lingkungan alam dan penguasaan
sumber daya ekonomi hanya segelintir orang yang terkaya di dunia. Perkins
mengatakan “mengakui suatu masalah adalah langkah pertama ke arah menemukan
solusi. Pengakuan terhadap dosa sebagai awal penyelamatan “.
Sesuai dengan judulnya, buku ini berisikan pengakuan
dosa dari Parkins yang selam sekitar 10 tahun ( 1971- 1981 ) bekerja sebagai
“preman ekonomi” atau “ekonomi penjajah”. Dari buku itu pula tampak pula adanya
tiga catatan penting yang menarik untuk di angkat ke permukaan mengenai
keberadaan ekonom penjajah dalam struktur pemerintahan AS.
Pertama, ekonom penjajah bekerja di bawah koordinasi
Badan Keamanan Nasional ( NSA ). Walaupun secara resmi para ekonom penjajah di
rekrut, dilatih, dan bekerja di bawah koordinasi NSA, secara operasioanl mereka
pada umumnya di pekerjakan secara terselubung melalui perusahaan – perusahaan
swasta Amerika. Parkins antara lain menyebut perusahaan – peusahaan seperti
Monsanto, General Electric, Nike, General Motors, dal Wal Mart.
Kedua, misi para ekonom penjajah adalah memperoleh
komitmen para pejabat negara- negara Dunia ketiga untuk berbelanja secara
kredit ke AS. Dalam menjalanka misinya ini seorang ekonom penjajah
diperkenankan melakukan apapun, temasuk cara – cara ilegal. Targeta para ekonom
penjajah adalah mendorong para pejabat negara – negara dunia ketiga untuk terus
membuat utang samapai mereka tidak mampu membeyarnya.
Ketiga, kegagalan para ekonom penjajah di suatu
negara bukanlah akhir dari upaya pemerintah AS dalam mewujudkan impiannya.
Menurut Parkins dua hal dapat menjadi menyusul kegagalan para ekonom penjajah
yaitu beroprasinya para jegal ( The Jackals ) yang di tandainya oleh terjadinya
berbagai peristiswa yang mengarah pada pembinasaan seorang pejabat negara dunia
ketiga, juga penaklukan negara dunia ketiga yang bersngkutan melaui operasi
militer.
Dalam Confessions of an Economic Hit Man, dia
menjelaskan bagaimana seorang prefesional yang di bayar mahal membantu AS untuk
mencurangi dan menipu negara – negara miskin di dunia dengan triliunan dolar,
meminkamkan mereka utang yang melabihi kemampuan mereka untuk membayar dan
kemudian menguasainya.
Soal larangan meuliskan kisah pengalamanya pada
waktu itu kata Perkins, “saya menerima sogokan setengah juta dollar tahun
1990an untuk tidak menulis buku ini. Suap itubersal dari sebuah perusahaan
besar rekayasa konstruksi. Bicara secara legal, ini bukanlah sebuah sogokan,
melainkan saya di bayar atas nama sebagai seorang konsultan. Ini semua legal.
Tapi sebenarnya saya tak mengerjakan apa- apa. Ini sangat mudah di mengerti,
seperti saya jelaskan dalam Con
Tidak ada komentar:
Posting Komentar