Minggu, 27 April 2014

Cinta KOPMA, Cinta Indonesia
Oleh : Fajar, dalam Diskusi Duamingguan KOPMA LEBAH
     “Orang bilang tanah  ini tanah surga, tongkat batu dan  kayu dan batu jadi tanaman” begitu                 penggalan lagu dari koes plus yang menggambarkan betapa subur dan kayanya negeri ini. Bukan tanpa        alasan, negeri yang terletak digaris katulistiwa ini menyimpan potensi alam luar biasa. Kandungan mineral       dan minyaknya melimpah, keanekaragaman hayati yang luar biasa, dan penduduk yang beragam suku            budayanya membuat negeri ini dijuluki Zamrud Katulistiwa.
      Namun demikian tak serta merta kekayaan alam Indonesia, membuat penduduknya makmur sejahtera.         Ironi justru terjadi di negeri kaya ini. Betapa tidak, negeri dengan garis pantai terpanjang di dunia ini               harus impor garam, negeri dengan potensi agraria ini mesti impor beras, negeri dengan cadangan minyak        melimpah justru harga minyaknya melangit. Melihat ironi di atas tentu kita sepakat bahwa ada yang salah        dinegeri ini, lalu apakah itu?
      Setidaknya penulis melihat ada 4 faktor terbesar penyebab gagalnya Indonesia mencapai kemakmuran           selama ini, yakni :
¨  Banyak sektor penting dikuasai asing
Pertamina sebagai perusahaan minyak milik Negara hanya menguasai sebagian kecil dari pertambangan minyak Indonesia. Sisanya milik pertambangan asing seperti Chevron, Petronas dll. Freeport perusahaan tambang raksasa asal negeri paman sam telah mengeruk besar besaran cadangan emas kita dengan hanya member sedikit imbalan dan pajak ke Indonesia. Dan masih banyak sector penting yang dikuasai asing dan Pemerintah tak ubahnya kerbau yang telah dicucuk hidungnya hingga “membiarkan” perampokan asset dan potensi negeri ini meski jelas terttulis dalam UUD bahwa “ cabang-cabang produksi penting bagi negara dan yang menguasai hajat hidup orang banyak dikuasai negara” [ pasal 33 ayat 1 UUD 1945]
¨  Korupsi merajalela
Seolah sedang berlomba, satu demi satu pejabat dinegeri ini menampakan dirinya di layar televise sebagai tersangka korupsi. Tak main-main wabah korupsi ini menjangkiti para pejabat, buktinya petinggi Mahkamah Konstitusi, Akhil Mukhtar, yang merupakan lambing supremasi tertinggi hokum di negeri ini tak luput dari kasus korupsi (tepatnya suap). Sekedar informasi, akibat korupsi, negara rugi hingga 2.169 triliun [ sumber : Citizen Journalism]
¨  Kerentanan terjadinya perpecahan berbau SARA
“Tidak ada Negara yang maju dengan konflik sara mengirinya” kalimat tersebut agaknya tepat jika melihat pengaruh konflik dalam menghambat kemajuan bangsa.  Bagaimana mungkin Negara akan maju jika masyarakat didalamnya saja tak pernah berpikiran maju. sebagai Negara yang memiliki suku, agama, dan ras yang mat beragam Indonesia rawan konflik berbau sara. Kasus GAM, OPM, Perang Sampit, Konflik Ambon dsb bisa dijadikan contohnya.
¨  apatisme dan dekadensi moral generasi muda
Pemuda merupakan tulang punggung suatu bangsa. Bagaimanapun sejarah mencatat bahwa peranan generasi muda bagi Negara ini sangatlah besar. Gerakan perlawanan terhadap colonial belanda banyak diinisiasi oleh generasi muda. Namun kekinian peran pemuda mulai luntur digerogoti gaya hidup hedon dan dekadensi (kemrosotan) Moral akibat budaya jor-joran asal barat. Apatisme pemuda terhadap kondisi bangsa tentu amat besar pengaruhnya. Pemuda yang seharunya mempunyai banyak ide dan tenaga yang besar untuk mendukung kemajuan bangsa hanya menjadi objek pembangunan bangsa tanpa banyak mengambil peran.

Dari  yang telah diuraikan di atas kita bisa mengetahui bahwa terhambatnya kemajuan Negara ini tak hanya disebabkan oleh kondisi eknomi Indonsia saja. Ada juga masalah tentang pemuda, konflik, dan  korupsi yang masing masing berkontribusi negative untuk kemajuan bangsa. Sehingga penyelesain dari persoalan inipun mesti menyeluruh dan bukan sepotong-sepotong.
KOPMA SEBAGAI JALAN IDEAL,  Koperasi lahir dengan sejarah panjangnya telah nyata membawa banyak Negara mnecapai suksesnya. Sebut saja Negara yang paling banyak dimusuhi oleh Islam, Israel, yang istiqomah menenegakkan KIBUTZ (Koperasi Pertanian) sebagai pilar ekonominya hingga secara ekonomi sulit digoyang oleh asing mengingat kekhasan koperasi adalah pemberdayaan ekonomi berbasis kolektivitas dan lokalitas. Negara-negara adikuasa juga banyak yang konsern dalam mengambangkan koperasi misalnya saja Amerika, Perancis, Jerman, Inggris dll. Yang menarik, koperasi tak hanya bergerak dalam ekonomi saja. Lebih dari itu koperasi juga mewadahi aspirasi social, dan budaya, ini bisa kita lihat dari prinsip koperasi yang didalamnya juga menyoal sistem demokrasi, semangat kemandirian dan pendidikan karakter.
KOPMA merupakan wadah yang tepat bagi mahasiswa untuk mempersiapkan dirinya berkontribusi bagi bangsa menghadapi cekaman ekonomi. Koperasi (KOPMA-Red) amat mengedepankan kemandirian, hal ini merupakan counter dari upaya asing mendikte kebijakan dan ekonomi Indonesia. Prinsip koperasi mengenai kemandirian inilah yang akan mendidik generasi muda KOPMA mengerti dan mampu mengimplementasikanya dalam kehidupan berbangsa dan bernegara nantinya.
Keterbukaan dan Kolektivitas dalam kehidupan berkoprasi sebagaimana termaktub dalam 7 prinsip koperasi akan membentuk karakter dan mental generasi muda menjadi matang daun jauh dari sifat amoral sebangsa korupsi. Sejak dini KOPMA menanamkan semangat kogotongroyongan dan kebersamaan yang ampuh menggenjot rasa empati pada sesama. Selain itu, Keterbukaan dan Kolektivitas dalam kehidupan berkoprasi ini juga akan mencegah terjadinya konflik horizontal antar elemen bangsa. Hal ini karena adayya semangat kebersamaan yang kuat di antara anggota koperasi. Semangat kebersamaan inilah yang akan menjadi peredam terjadinya konflik yang sejatinya adalah karena tingginya ego/fanatic berlebihan akan golonganya.
Terlepas dari itu semua, keberanian pemerintah mengembalikan jati diri ekonomi bangsa ini juga akan sangat berbengaruh bagi majunya negeri ini. Perlu kita ketahui, amanat UUD 1945 jelas mengatakan bahwa koperasilah ruh dari ekonomi bangsa ini “Perekonomian (Indonesia) disusun sebagai usaha bersama atas azas kekeluargaan” [pasal 33 ayat 1 UUD 1945]
Sebagai penutup saya simpulkan bahwa “BERKOPMA ADALAH MANIFESTASI KECINTAAN PADA INDONESIA”
BRAVO KOPERASI!!
JAYA INDONESIA!!



Tidak ada komentar:

Posting Komentar