Cinta KOPMA,
Cinta Indonesia
Oleh
: Fajar, dalam Diskusi Duamingguan KOPMA LEBAH
“Orang bilang tanah
ini tanah surga, tongkat batu dan kayu dan batu jadi tanaman” begitu penggalan lagu dari koes plus yang
menggambarkan betapa subur dan kayanya negeri ini. Bukan tanpa alasan, negeri
yang terletak digaris katulistiwa ini menyimpan potensi alam luar biasa. Kandungan
mineral dan minyaknya melimpah, keanekaragaman hayati yang luar biasa, dan
penduduk yang beragam suku budayanya membuat negeri ini dijuluki Zamrud
Katulistiwa.
Namun
demikian tak serta merta kekayaan alam Indonesia, membuat penduduknya makmur
sejahtera. Ironi justru terjadi di negeri kaya ini. Betapa tidak, negeri dengan
garis pantai terpanjang di dunia ini harus impor garam, negeri dengan potensi agraria
ini mesti impor beras, negeri dengan cadangan minyak melimpah justru harga
minyaknya melangit. Melihat ironi di atas tentu kita sepakat bahwa ada yang
salah dinegeri ini, lalu apakah itu?
Setidaknya
penulis melihat ada 4 faktor terbesar penyebab gagalnya Indonesia mencapai
kemakmuran selama ini, yakni :
¨ Banyak sektor
penting dikuasai asing
Pertamina sebagai perusahaan minyak milik Negara hanya
menguasai sebagian kecil dari pertambangan minyak Indonesia. Sisanya milik
pertambangan asing seperti Chevron, Petronas dll. Freeport perusahaan tambang
raksasa asal negeri paman sam telah mengeruk besar besaran cadangan emas kita
dengan hanya member sedikit imbalan dan pajak ke Indonesia. Dan masih banyak sector
penting yang dikuasai asing dan Pemerintah tak ubahnya kerbau yang telah
dicucuk hidungnya hingga “membiarkan” perampokan asset dan potensi negeri ini
meski jelas terttulis dalam UUD bahwa “ cabang-cabang produksi penting bagi negara dan yang
menguasai hajat hidup orang banyak dikuasai negara” [ pasal 33 ayat 1 UUD 1945]
¨ Korupsi merajalela
Seolah sedang berlomba, satu demi satu pejabat
dinegeri ini menampakan dirinya di layar televise sebagai tersangka korupsi. Tak
main-main wabah korupsi ini menjangkiti para pejabat, buktinya petinggi
Mahkamah Konstitusi, Akhil Mukhtar, yang merupakan lambing supremasi tertinggi hokum
di negeri ini tak luput dari kasus korupsi (tepatnya suap). Sekedar informasi, akibat korupsi, negara rugi hingga 2.169 triliun [ sumber : Citizen
Journalism]
¨ Kerentanan
terjadinya perpecahan berbau SARA
“Tidak ada Negara yang maju dengan konflik sara
mengirinya” kalimat tersebut agaknya tepat jika melihat pengaruh konflik dalam
menghambat kemajuan bangsa. Bagaimana mungkin
Negara akan maju jika masyarakat didalamnya saja tak pernah berpikiran maju. sebagai
Negara yang memiliki suku, agama, dan ras yang mat beragam Indonesia rawan
konflik berbau sara. Kasus GAM, OPM, Perang Sampit, Konflik Ambon dsb bisa
dijadikan contohnya.
¨ apatisme dan dekadensi moral generasi muda
Pemuda merupakan tulang punggung suatu bangsa. Bagaimanapun
sejarah mencatat bahwa peranan generasi muda bagi Negara ini sangatlah besar. Gerakan
perlawanan terhadap colonial belanda banyak diinisiasi oleh generasi muda. Namun
kekinian peran pemuda mulai luntur digerogoti gaya hidup hedon dan dekadensi
(kemrosotan) Moral akibat budaya jor-joran asal barat. Apatisme pemuda terhadap
kondisi bangsa tentu amat besar pengaruhnya. Pemuda yang seharunya mempunyai
banyak ide dan tenaga yang besar untuk mendukung kemajuan bangsa hanya menjadi
objek pembangunan bangsa tanpa banyak mengambil peran.
Dari yang
telah diuraikan di atas kita bisa mengetahui bahwa terhambatnya kemajuan Negara
ini tak hanya disebabkan oleh kondisi eknomi Indonsia saja. Ada juga masalah
tentang pemuda, konflik, dan korupsi
yang masing masing berkontribusi negative untuk kemajuan bangsa. Sehingga penyelesain
dari persoalan inipun mesti menyeluruh dan bukan sepotong-sepotong.
KOPMA SEBAGAI
JALAN IDEAL, Koperasi lahir dengan sejarah panjangnya telah
nyata membawa banyak Negara mnecapai suksesnya. Sebut saja Negara yang paling banyak
dimusuhi oleh Islam, Israel, yang istiqomah menenegakkan KIBUTZ (Koperasi
Pertanian) sebagai pilar ekonominya hingga secara ekonomi sulit digoyang oleh
asing mengingat kekhasan koperasi adalah pemberdayaan ekonomi berbasis
kolektivitas dan lokalitas. Negara-negara adikuasa juga banyak yang konsern
dalam mengambangkan koperasi misalnya saja Amerika, Perancis, Jerman, Inggris
dll. Yang menarik, koperasi tak hanya bergerak dalam ekonomi saja. Lebih dari
itu koperasi juga mewadahi aspirasi social, dan budaya, ini bisa kita lihat
dari prinsip koperasi yang didalamnya juga menyoal sistem demokrasi, semangat
kemandirian dan pendidikan karakter.
KOPMA merupakan wadah yang tepat bagi mahasiswa
untuk mempersiapkan dirinya berkontribusi bagi bangsa menghadapi cekaman
ekonomi. Koperasi (KOPMA-Red) amat mengedepankan kemandirian, hal ini merupakan
counter dari upaya asing mendikte
kebijakan dan ekonomi Indonesia. Prinsip koperasi mengenai kemandirian inilah
yang akan mendidik generasi muda KOPMA mengerti dan mampu mengimplementasikanya
dalam kehidupan berbangsa dan bernegara nantinya.
Keterbukaan dan Kolektivitas dalam kehidupan
berkoprasi sebagaimana termaktub dalam 7 prinsip koperasi akan membentuk
karakter dan mental generasi muda menjadi matang daun jauh dari sifat amoral
sebangsa korupsi. Sejak dini KOPMA menanamkan semangat kogotongroyongan dan
kebersamaan yang ampuh menggenjot rasa empati pada sesama. Selain itu, Keterbukaan
dan Kolektivitas dalam kehidupan berkoprasi ini juga akan mencegah terjadinya
konflik horizontal antar elemen bangsa. Hal ini karena adayya semangat
kebersamaan yang kuat di antara anggota koperasi. Semangat kebersamaan inilah
yang akan menjadi peredam terjadinya konflik yang sejatinya adalah karena
tingginya ego/fanatic berlebihan akan golonganya.
Terlepas dari itu semua, keberanian pemerintah
mengembalikan jati diri ekonomi bangsa ini juga akan sangat berbengaruh bagi
majunya negeri ini. Perlu kita ketahui, amanat UUD 1945 jelas mengatakan bahwa
koperasilah ruh dari ekonomi bangsa ini “Perekonomian (Indonesia) disusun
sebagai usaha bersama atas azas kekeluargaan” [pasal 33 ayat 1 UUD 1945]
Sebagai penutup saya simpulkan bahwa “BERKOPMA
ADALAH MANIFESTASI KECINTAAN PADA INDONESIA”
BRAVO KOPERASI!!
JAYA INDONESIA!!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar